Header Ads Widget



Cara mengolah makanan sering kali dianggap urusan rasa semata. 

Padahal, di balik panci dan wajan, ada reaksi kimia serius yang menentukan apakah makanan itu menyehatkan tubuh atau justru perlahan merusaknya. 

Dari sudut pandang ilmiah, metode merebus menempati posisi relatif paling aman dibanding menggoreng dan membakar.

Saat makanan direbus, proses pemanasan terjadi pada suhu maksimal sekitar 100°C. Suhu ini cukup untuk membunuh mikroorganisme berbahaya tanpa memicu reaksi kimia agresif. 

Nutrisi seperti protein, karbohidrat, dan sebagian besar mineral tetap stabil. 

Beberapa vitamin larut air memang bisa berkurang, tetapi kehilangan ini masih jauh lebih kecil dibanding kerusakan nutrisi akibat panas ekstrem.

Bandingkan dengan menggoreng. Proses ini melibatkan suhu tinggi, sering kali di atas 170–190°C, plus minyak. 

Pada kondisi ini, lemak bisa teroksidasi dan membentuk senyawa berbahaya seperti aldehida dan radikal bebas. 

Jika minyak dipakai berulang, risikonya naik drastis. Zat-zat ini dikaitkan dengan peradangan kronis, kerusakan sel, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. 

Bonus tambahan yang tidak diinginkan: kalori melonjak tanpa nilai gizi sepadan.

Metode membakar atau memanggang langsung di atas api juga menyimpan masalahnya sendiri. 

Paparan suhu sangat tinggi memicu pembentukan senyawa seperti heterocyclic amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), terutama pada daging. 

Senyawa ini terbentuk ketika protein dan lemak bereaksi dengan panas ekstrem, dan dalam banyak studi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. 

Aroma smokey memang menggoda, tapi tubuh tidak selalu sepakat.

Merebus tidak menghasilkan senyawa toksik semacam itu. Tidak ada minyak teroksidasi, tidak ada bagian gosong yang menyimpan PAH. 

Tekstur makanan mungkin lebih “kalem”, tapi sistem pencernaan justru bekerja lebih ringan. 

Makanan rebus umumnya lebih mudah dicerna, karena struktur serat dan protein tidak rusak berlebihan.

Dari sisi metabolisme, makanan rebus juga lebih ramah bagi keseimbangan berat badan. 

Tanpa tambahan lemak dari minyak, kepadatan kalor lebih rendah. Ini membantu mengontrol asupan energi tanpa harus makan dalam porsi menyedihkan.

Singkatnya, merebus adalah metode masak yang minim drama kimia. Tidak sensasional, tapi konsisten mendukung kesehatan jangka panjang. 

Kalau tubuh bisa memilih, kemungkinan besar ia akan bilang: “Terima kasih sudah tidak membakarku dari dalam.”

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety