Header Ads Widget



Berbicara soal ejakulasi pria, yang keluar bukan cuma sperma. Itu mitos lama yang perlu pensiun.

Secara biologis, ada beberapa jenis cairan yang terlibat sebelum, saat, dan sesudah ejakulasi.

Masing-masing muncul bukan untuk hiasan, tapi punya fungsi penting dalam sistem reproduksi pria.

Yang pertama dan paling sering bikin salah paham adalah cairan pra-ejakulasi atau pre-ejaculate.

Cairan ini diproduksi oleh kelenjar Cowper (bulbourethral) dan biasanya keluar saat pria mengalami rangsangan seksual, bahkan sebelum orgasme.

Volumenya kecil, bening, licin, dan sering kali tidak disadari.

Fungsinya sangat krusial: menetralkan sisa urin yang bersifat asam di saluran uretra dan melumasi jalur keluarnya sperma.

Lingkungan asam adalah musuh besar sel sperma, jadi cairan ini bertindak seperti “petugas kebersihan” sebelum rombongan utama lewat.

Berikutnya adalah cairan semen, yang sering disederhanakan sebagai sperma, padahal sperma hanya bagian kecil dari semen.

Semen merupakan campuran kompleks dari sel sperma dan cairan yang diproduksi oleh beberapa kelenjar, terutama vesikula seminalis dan prostat.

Vesikula seminalis menyumbang cairan kaya fruktosa sebagai sumber energi sperma. Tanpa fruktosa, sperma seperti motor tanpa bensin: ada, tapi tak ke mana-mana.

Kelenjar prostat menyumbang cairan berwarna putih susu yang mengandung enzim, seng, dan zat antimikroba.

Cairan ini membantu mengaktifkan pergerakan sperma setelah ejakulasi dan melindungi mereka dari lingkungan vagina yang relatif asam.

Prostat di sini berperan seperti pelatih sekaligus bodyguard.

Selain itu, ada juga cairan mukoid uretra, yaitu lendir alami yang menjaga kelembapan dan elastisitas saluran kemih.

Cairan ini bukan spesifik seksual, tetapi saat rangsangan meningkat, produksinya ikut terdorong. Tujuannya sederhana: mengurangi gesekan dan mencegah iritasi jaringan.

Kenapa semua cairan ini muncul? Jawabannya evolusioner dan efisien. Reproduksi adalah urusan mahal bagi tubuh, jadi sistemnya dibuat seoptimal mungkin.

Setiap cairan bekerja berurutan untuk memastikan sperma keluar dengan aman, bergerak efektif, dan punya peluang hidup lebih lama.

Ejakulasi pria adalah kerja tim biologis, bukan solo karier sperma.

Jika cairan-cairan ini tidak muncul atau berubah warna, bau, atau tekstur secara drastis, itu bisa menjadi sinyal gangguan kesehatan.

Tubuh jarang berbicara dengan kata-kata, tapi cairan tubuh adalah salah satu bahasa paling jujurnya.

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety