Header Ads Widget



Berlarian kecil di pagi atau sore hari sering dianggap olahraga receh: murah, tidak ribet, dan bisa dilakukan siapa saja. 

Tapi jangan remehkan jogging. Dalam dunia fisiologi pria, jogging rutin justru punya hubungan yang cukup serius dengan vitalitas dan fungsi ereksi. 

Ini bukan mitos, tapi urusan aliran darah, hormon, dan saraf.

Ereksi pada dasarnya adalah peristiwa vaskular. Saat pria terangsang, pembuluh darah di penis melebar sehingga darah mengalir dan mengisi jaringan erektil. 

Masalahnya, banyak gangguan ereksi bukan berasal dari “kurang gairah”, melainkan dari pembuluh darah yang tidak sehat. Jogging bekerja langsung di titik ini. 

Aktivitas aerobik seperti jogging terbukti meningkatkan fungsi endotel, yaitu lapisan pembuluh darah yang mengatur pelebaran dan penyempitan. 

Endotel yang sehat berarti aliran darah lebih lancar, termasuk ke organ reproduksi.

Selain soal pembuluh darah, jogging juga memengaruhi hormon. Latihan aerobik intensitas sedang membantu menjaga kadar testosteron tetap optimal. 

Testosteron bukan hanya soal libido, tapi juga berperan dalam kualitas ereksi dan stamina seksual. 

Jogging yang konsisten membantu menekan hormon stres seperti kortisol. 

Kortisol yang terlalu tinggi adalah musuh senyap ereksi: ia mengganggu sinyal saraf dan menurunkan gairah. 

Jadi, lari santai 30 menit bisa jadi lebih ampuh daripada kopi pahit keempat di malam hari.

Manfaat lain yang sering luput adalah pengendalian berat badan dan sensitivitas insulin. 

Lemak berlebih, terutama di perut, berkaitan erat dengan disfungsi ereksi. 

Jogging membantu membakar lemak, memperbaiki metabolisme, dan menurunkan risiko diabetes serta penyakit jantung—dua kondisi yang sering datang sepaket dengan masalah ereksi. 

Dalam bahasa sederhana: apa yang baik untuk jantung, biasanya baik juga untuk penis.

Lalu bagaimana rekomendasi yang masuk akal? Jogging tidak perlu heroik. Waktu ideal adalah 30–45 menit per sesi, dilakukan 3–5 kali seminggu. 

Intensitasnya sedang: napas naik, tapi masih bisa berbicara pendek tanpa terengah-engah. 

Untuk jarak, kisaran 3–5 kilometer sudah cukup untuk mendapatkan efek kardiovaskular tanpa membebani sendi. 

Pagi hari sering direkomendasikan karena udara lebih bersih dan ritme hormon mendukung, tetapi sore atau malam juga tetap bermanfaat selama dilakukan konsisten.

Demi performa di ranjang, pria justru perlu rajin berlari menjauh dari kasur. Jogging bukan obat instan, tapi ia bekerja pelan, sistematis, dan menyentuh akar masalah. 

Vitalitas meningkat, ereksi lebih responsif, dan bonusnya: tubuh terasa lebih hidup. Fisika tubuh bekerja tanpa basa-basi—darah mengalir ke mana ia diberi jalan.

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety