Selama ini, puting pria sering dianggap hanya “bonus” dari proses evolusi, semacam asesoris yang tak punya fungsi berarti.
Padahal, penelitian fisiologi tubuh manusia justru menunjukkan bahwa puting pada pria memiliki peran penting, baik dari sisi biologis, neurologis, maupun psikologis. Berikut penjelasan ilmiahnya.
1. Sebagai Titik Pertemuan Saraf
Puting pada pria dipenuhi jaringan saraf sensorik yang sangat sensitif. Saraf ini terhubung ke sistem saraf pusat, terutama ke area somatosensori di otak.
Sama seperti pada wanita, rangsangan pada puting pria dapat memicu aktivasi saraf yang memberi sinyal ke otak tentang sentuhan, tekanan, atau suhu.
Secara medis, hal ini bisa dijelaskan melalui peran reseptor mekanoreseptor (penerima rangsangan sentuhan) yang terkonsentrasi di area puting.
Jadi, puting bukan sekadar hiasan tubuh, melainkan titik penting dalam jaringan komunikasi sensorik manusia.
2. Alarm Alami untuk Mengetahui Suhu Tubuh
Saat suhu dingin, pembuluh darah di sekitar puting akan menyempit (vasokonstriksi), menyebabkan puting mengeras.
Respon ini sebenarnya merupakan bagian dari sistem termoregulasi tubuh, sama seperti merinding saat kedinginan.
Ketika tubuh terpapar udara dingin atau perubahan suhu, puting bisa menjadi indikator alami bahwa sistem saraf otonom sedang bekerja menjaga kestabilan suhu tubuh.
Fenomena ini juga berhubungan dengan otot polos kecil di sekitar puting yang otomatis berkontraksi dalam kondisi tertentu.
3. Daya Tarik Seksual
Dari sisi psikologi evolusi, daya tarik seksual pria bukan hanya bergantung pada otot atau rahang tegas, tetapi juga detail tubuh lain, termasuk puting.
Puting yang sehat, simetris, dan bersih bisa dianggap sebagai tanda vitalitas tubuh. Dalam interaksi intim, kehadiran puting juga memegang peran sebagai elemen visual dan erotis yang meningkatkan ketertarikan pasangan.
Efek ini dipengaruhi oleh respon psikoseksual—di mana otak menghubungkan rangsangan visual dengan gairah seksual.
4. Tombol Sensitif untuk Memacu Gairah Seksual
Studi neurofisiologi menunjukkan bahwa stimulasi puting pria dapat mengaktifkan area otak yang sama dengan stimulasi genital, terutama pada korteks somatosensori dan hipotalamus.
Artinya, puting berfungsi sebagai “tombol tambahan” untuk memacu gairah seksual. Aktivasi ini memicu pelepasan dopamin dan oksitosin—hormon yang meningkatkan rasa senang, relaksasi, sekaligus ikatan emosional dengan pasangan. Tidak heran banyak pria merasa lebih bergairah saat puting mereka disentuh atau dirangsang.
-00-
Puting pada pria bukanlah fitur tubuh yang tak berguna. Ia adalah pusat saraf sensitif, indikator suhu tubuh, daya tarik seksual, sekaligus pemicu gairah dalam hubungan intim.
Dari sudut pandang biologi, puting pria adalah hasil dari cetak biru tubuh manusia yang terbentuk sejak embrio—di mana baik pria maupun wanita berkembang dari pola dasar yang sama. Jadi, alih-alih dianggap sekadar aksesoris, puting pria justru bagian penting dari fisiologi dan psikologi manusia.