Header Ads Widget


Ketika mendengar kata manly, yang terbayang biasanya adalah sosok laki-laki tangguh, tegas, kuat, dan mandiri. 

Mereka jarang menunjukkan emosi, apalagi bersikap manja. Namun di balik citra tersebut, tak jarang cowok yang terkesan "manly" justru bisa sangat manja pada pasangannya. 

Hal ini bukan kontradiksi, melainkan bagian dari dinamika psikologis dan emosional yang wajar. 

Berikut empat alasan yang menjelaskan kenapa cowok manly bisa bersikap manja pada pasangan.

1. Kenangan Masa Kecil bersama Orang Tua

Banyak cowok tumbuh dengan pengalaman masa kecil yang penuh kasih sayang dari orang tua, terutama ibu. Momen-momen seperti dipeluk, disuapi, atau ditenangkan saat menangis, membentuk memori emosional yang tersimpan di alam bawah sadar. 

Ketika mereka dewasa dan menjalin hubungan romantis, pasangan bisa menjadi sosok pengganti figur pengasuh masa kecil. 

Maka, tak heran jika mereka menunjukkan sikap manja sebagai bentuk kenyamanan dan keintiman yang pernah mereka rasakan di masa kanak-kanak. Ini bukan kelemahan, melainkan bagian dari kebutuhan emosional yang manusiawi.

2. Sisi Anima dalam Teori Carl Jung

Dalam psikologi analitik Carl Jung, terdapat konsep anima—aspek feminin dalam diri pria, yang berlawanan dengan animus dalam diri wanita. 

Jung menyatakan bahwa setiap manusia memiliki sisi maskulin dan feminin yang saling melengkapi. Ketika pria terhubung dengan pasangan yang mampu menciptakan ruang aman dan intim, sisi anima ini bisa muncul. 

Bersikap manja merupakan salah satu ekspresi dari sisi feminin yang muncul bukan karena kelemahan, tetapi karena keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri dan perasaan. 

Dalam hubungan yang sehat, integrasi sisi anima ini justru membuat pria lebih utuh secara emosional.

3. Lelah dengan Stigma Sosial dan Toxic Masculinity

Selama ini, banyak pria tumbuh dalam tekanan budaya yang memaksakan mereka untuk selalu kuat, tak boleh menangis, dan harus “jantan” setiap saat. 

Ini adalah bentuk toxic masculinity—gagasan sempit tentang maskulinitas yang menekan ekspresi emosional pria. Dalam hubungan yang suportif, pria merasa bebas dari tekanan tersebut dan akhirnya bisa menunjukkan sisi rentan mereka. 

Bersikap manja menjadi bentuk perlawanan terhadap tuntutan sosial yang melelahkan. Justru ketika pria berani menunjukkan sisi ini, mereka sedang menyembuhkan luka-luka dari sistem yang mengekang mereka selama ini.

4. Bertemu Sosok yang Bisa Mengayomi

Setiap manusia, termasuk pria manly, membutuhkan ruang untuk merasa dicintai dan dilindungi. Ketika mereka menemukan pasangan yang sabar, empatik, dan penuh kasih, muncul dorongan alami untuk bersandar. 

Manja di sini bukan berarti bergantung secara berlebihan, melainkan cara mengekspresikan rasa nyaman, percaya, dan kebutuhan untuk dimengerti. 

Pasangan yang mengayomi menciptakan rasa aman bagi pria untuk membuka sisi terdalam mereka, yang mungkin selama ini tersembunyi di balik wajah serius dan sikap tegar.

-00-

Menjadi manly dan manja bukanlah dua hal yang bertentangan. Justru cowok yang berani manja pada pasangan menunjukkan bahwa mereka nyaman, terbuka, dan percaya. 

Di balik sikap tegas dan maskulin, ada sisi manusiawi yang ingin dimengerti dan dipeluk. 

Jadi, jika pasanganmu yang terlihat manly tiba-tiba minta dielus kepala atau digandeng terus—itu bukan hal aneh, itu tanda dia benar-benar sayang dan merasa aman bersamamu.

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety