Kalau kamu pernah bertanya-tanya kenapa ada pria yang punya perut kotak-kotak (six-pack) dan ada yang tidak, jawabannya bukan karena “nasib genetik”, tapi lebih ke gaya hidup.
Secara sederhana, six-pack muncul karena dua hal: lemak tubuh rendah dan latihan otot perut yang konsisten.
Otot perut kita sebenarnya sudah ada sejak lahir, tapi sering tertutup lemak. Jadi, kalau kadar lemak tubuh di bawah 10–15%, otot perut seperti rectus abdominis akan mulai terlihat jelas.
Sementara itu, kalau lemak tubuh di atas 20%, otot-otot itu tertutup lapisan lemak sehingga tampak rata. Jadi, bukan ototnya yang nggak ada—cuma “tersembunyi”.
Latihan perut memang penting, tapi itu tidak cukup kalau pola makan masih berantakan. Banyak orang rajin sit-up tiap hari, tapi tidak menurunkan kalori total, hasilnya tetap nihil.
Karena kuncinya bukan hanya di latihan, tapi juga defisit kalori supaya lemak berkurang.
Secara genetik, jumlah “kotak” di perut (ada yang empat, enam, bahkan delapan) memang ditentukan oleh bentuk tendon otot, tapi ini nggak pengaruh ke kekuatan atau fungsi tubuh.
Ketahanan Fisik, Beda tapi Tidak Mutlak
Pria dengan six-pack biasanya punya core atau otot inti yang lebih kuat. Ini membantu dalam banyak hal, dari postur tubuh sampai efisiensi gerak.
Kalau kamu suka olahraga seperti lari, renang, atau sepak bola, otot inti yang kuat bisa membuatmu lebih stabil dan jarang cedera.
Tapi bukan berarti yang perutnya rata tanpa kotak-kotak itu lemah. Banyak pelari maraton atau pesepeda jarak jauh yang perutnya nggak berotot menonjol, tapi stamina mereka luar biasa.
Artinya, daya tahan fisik tidak selalu ditentukan oleh tampilan otot, melainkan oleh sistem jantung dan pernapasan yang terlatih.
Namun, kadar lemak tubuh memang berpengaruh pada efisiensi gerak. Lemak berlebih bisa membuat tubuh bekerja lebih berat, sementara kadar lemak ideal bikin gerakan lebih ringan dan energi lebih efisien.
Tapi kalau lemak terlalu rendah (di bawah 8%), justru bisa bikin hormon stres naik dan stamina turun. Jadi, harus seimbang.
Perbedaan dalam Hal Seksualitas
Nah, bagian ini sering jadi topik hangat. Secara umum, pria dengan komposisi tubuh sehat—otot cukup dan lemak rendah—biasanya punya kadar testosteron yang lebih baik.
Testosteron inilah yang berperan besar dalam libido, performa seksual, dan stamina. Lemak tubuh berlebih justru bisa menurunkan hormon ini karena lemak mengubah testosteron jadi estrogen.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pria dengan massa otot baik dan berat badan ideal lebih jarang mengalami disfungsi ereksi (erectile dysfunction).
Ini karena aliran darah mereka lebih lancar dan fungsi pembuluh darahnya sehat. Selain itu, latihan fisik teratur seperti angkat beban atau jogging terbukti meningkatkan kadar testosteron alami dan energi tubuh.
Tapi jangan salah, terlalu kurus atau terlalu fokus pada “perut kotak-kotak” juga bisa menurunkan performa. Tubuh tetap butuh cadangan energi, terutama untuk aktivitas panjang seperti olahraga berat atau aktivitas seksual.
-00-
Jadi, perbedaan antara pria dengan six-pack dan tanpa six-pack sebenarnya terletak pada komposisi tubuh dan gaya hidup, bukan genetik atau keberuntungan.
Pria dengan six-pack biasanya lebih rajin olahraga, menjaga pola makan, dan punya kadar lemak rendah. Tapi itu bukan satu-satunya ukuran sehat.
Yang paling penting bukan seberapa terlihat otot perutmu, tapi seberapa kuat, bugar, dan seimbang gaya hidupmu.
Karena pada akhirnya, kesehatan itu bukan tentang punya six-pack—melainkan punya energi dan kepercayaan diri untuk menikmati hidup sepenuhnya.