Fenomena kesehatan seksual pada generasi muda kini mulai jadi sorotan. Beberapa riset menunjukkan adanya peningkatan kasus disfungsi ereksi (ED/erectile dysfunction) pada usia yang lebih muda, termasuk Gen Z.
Padahal, dulu masalah ini identik dengan pria paruh baya atau lansia.
Faktor gaya hidup modern, stres, dan pola makan buruk diduga menjadi pemicu utamanya.
Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, sebab kesehatan seksual bukan sekadar soal hubungan intim, melainkan juga indikator kualitas kesehatan tubuh secara menyeluruh.
1. Perbaiki pola makan, kurangi junk food dan makanan olahan
Konsumsi makanan cepat saji tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat memicu obesitas, diabetes, serta gangguan kardiovaskular.
Ereksi pada dasarnya adalah respons sistem sirkulasi: pembuluh darah di penis perlu melebar agar darah dapat masuk dan menimbulkan kekakuan.
Bila pembuluh darah tersumbat akibat kolesterol tinggi, suplai darah terganggu dan ereksi jadi sulit tercapai. Jadi, menekan konsumsi junk food adalah langkah awal memperbaiki fungsi ereksi.
2. Latihan beban harus mulai rutin agar metabolisme membaik
Latihan beban (strength training) tidak hanya membentuk otot, tetapi juga meningkatkan kadar hormon testosteron yang sangat berperan pada libido dan kualitas ereksi.
Studi menunjukkan pria yang rutin melakukan resistance training mengalami peningkatan sensitivitas insulin, metabolisme lebih baik, dan aliran darah yang lebih lancar. Semua faktor ini mendukung fungsi ereksi yang sehat.
3. Konsumsi real food atau original food
Real food adalah makanan yang minim proses, kaya serat, vitamin, dan mineral, seperti sayur, buah, ikan, telur, serta kacang-kacangan.
Nutrisi ini membantu menyehatkan pembuluh darah, menjaga berat badan ideal, dan mendukung produksi hormon seksual.
Sebagai contoh, kandungan zinc pada telur dan seafood terbukti penting untuk produksi testosteron, sementara antioksidan dari buah-buahan membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.
4. Perbanyak aktivitas fisik
Duduk terlalu lama dengan gaya hidup sedentary, khas anak muda era digital, memperbesar risiko disfungsi ereksi.
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi darah. WHO bahkan menekankan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu untuk menjaga vitalitas tubuh.
Aliran darah yang sehat berarti suplai oksigen dan nutrisi ke organ vital juga optimal.
5. Berpikir positif, kurangi overthinking
Faktor psikologis sering jadi pemicu utama pada Gen Z. Stres, kecemasan, dan overthinking bisa menghambat pelepasan sinyal saraf dari otak ke organ reproduksi.
Hormon stres seperti kortisol yang tinggi dalam jangka panjang menurunkan kadar testosteron. Dengan menjaga kesehatan mental, berlatih mindfulness, atau sekadar tidur cukup, fungsi ereksi bisa kembali lebih baik.
Ingat:
Masalah ereksi pada Gen Z bukan sekadar urusan ranjang, melainkan alarm tubuh bahwa ada gaya hidup yang harus diperbaiki.
Dengan menjaga pola makan, olahraga rutin, konsumsi makanan alami, aktif bergerak, dan berpikir sehat, generasi muda dapat terhindar dari disfungsi ereksi dini.
Seksualitas yang sehat adalah cerminan tubuh yang sehat—dan itu sudah semestinya jadi perhatian bersama.