Makan pedas sering dicap biang masalah lambung.
Padahal, kalau diperlakukan dengan akal sehat—bukan dengan nafsu cabe setan—pedas justru punya manfaat nyata bagi tubuh, terutama untuk pria dewasa yang mulai akrab dengan penurunan stamina, metabolisme melambat, dan lingkar perut yang makin “berwibawa”.
Rasa pedas berasal dari senyawa capsaicin, zat aktif pada cabai.
Capsaicin ini bekerja seperti alarm kecil di tubuh: memicu peningkatan metabolisme dan membantu pembakaran kalori.
Bagi pria dewasa, ini relevan karena metabolisme cenderung turun setelah usia 25–30 tahun. Pedas bukan pengganti olahraga, tapi bisa jadi sekutu yang licik dan efektif.
Manfaat lain yang sering luput dibahas adalah efeknya pada sirkulasi darah.
Capsaicin membantu pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar.
Dampaknya? Oksigen dan nutrisi tersalurkan lebih baik, termasuk ke otot dan organ vital.
Beberapa studi juga mengaitkan konsumsi pedas moderat dengan kesehatan jantung dan penurunan risiko tekanan darah tinggi.
Untuk pria, poin menarik lain: pedas dapat membantu meningkatkan nafsu makan dan pencernaan.
Capsaicin merangsang produksi asam lambung dan enzim pencernaan.
Selama porsinya wajar, ini membantu penyerapan nutrisi—penting bagi pria yang rutin olahraga atau kerja fisik.
Pedas juga memicu pelepasan endorfin, hormon “rasa senang”. Itulah sebabnya habis makan pedas, keringat keluar, muka merah, tapi hati bahagia. Murah dan legal.
Namun kuncinya ada pada porsi seimbang. Aman dan bermanfaat jika pedas dikonsumsi 2–4 kali seminggu, dengan tingkat pedas sedang. Bukan lomba adu nyali.
Jika setelah makan pedas muncul nyeri ulu hati, mual, atau diare, itu tanda tubuhmu minta gencatan senjata.
Soal jenis makanan pedas yang sehat, pilih yang alami dan minim olahan.
Cabai segar, cabai rawit, paprika, dan sambal buatan sendiri lebih baik dibanding saus pedas botolan tinggi gula dan pengawet.
Padukan pedas dengan protein sehat seperti ikan, telur, atau tempe, serta sayuran berserat.
Contoh ideal: tumis sayur pedas, sambal tomat tanpa gula berlebihan, atau sup pedas berkuah bening.
Singkatnya, pedas bukan musuh pria dewasa. Ia teman yang berguna—asal tidak dijadikan ajang pamer kejantanan.
Tubuh butuh tantangan, tapi juga butuh akal sehat. Pedas secukupnya, manfaatnya terasa; kebanyakan, dompet sehat tapi lambung sengsara.
