Ada fenomena menarik yang sering muncul di dunia nyata maupun media sosial: banyak pria justru terlihat jauh lebih ganteng setelah melewati usia 25 tahun.
Bukan sekadar persepsi subjektif, ada dasar ilmiah dan fisiologis yang menjelaskan transformasi ini.
Di usia tersebut, kombinasi faktor hormonal, stabilitas gizi, dan kesadaran perawatan diri menciptakan peningkatan signifikan dalam estetika dan daya tarik visual.
-00-
Bagian pertama yang paling dominan adalah faktor fisiologis hormonal. Setelah masa remaja, tubuh pria masih terus mengalami penyempurnaan hormonal hingga kisaran usia 25–30 tahun.
Hormon testosteron mencapai puncak kestabilannya, memberikan efek nyata pada kualitas kulit, massa otot, struktur wajah, dan pertumbuhan rambut.
Testosteron berperan mempertegas rahang, menambah densitas tulang wajah, dan meningkatkan massa otot yang membuat postur lebih proporsional.
Efek ini dikenal sebagai “masculinization effect” yang memunculkan fitur wajah lebih maskulin, simetris, dan tegas, yang secara evolusioner dipersepsikan sebagai tanda kesehatan dan dominansi biologis.
Karena itu banyak pria yang terlihat “biasa saja” saat SMA atau kuliah, kemudian berubah total beberapa tahun setelahnya.
-00-
Faktor kedua adalah gizi tercukupi karena rata-rata pria usia 25 ke atas telah memiliki penghasilan yang stabil.
Dengan ekonomi yang lebih baik, asupan nutrisi cenderung lebih teratur dan berkualitas.
Protein berkualitas, lemak sehat, vitamin, dan mineral sangat memengaruhi kesehatan kulit, kadar lemak tubuh, serta tingkat energi.
Misalnya, konsumsi makanan tinggi omega-3 dan antioksidan menurunkan inflamasi sel kulit, sementara vitamin C dan E memperbaiki kolagen yang menentukan elastisitas kulit dan kecerahan wajah.
Gizi yang baik juga menyeimbangkan hormon stres seperti kortisol. Jika kortisol tinggi, kulit lebih mudah kusam dan berjerawat.
Ketika kondisi ekonomi dan pola makan lebih stabil, kualitas fisik meningkat secara otomatis, dan wajah pun terlihat lebih segar dan dewasa.
-00-
Faktor ketiga yang kian krusial adalah kesadaran akan perawatan diri atau skincare. Berbeda dengan generasi terdahulu, pria modern mulai memahami bahwa kesehatan kulit bukan masalah gender.
Produk seperti facial wash, sunscreen, dan moisturizer menjadi hal yang umum. Sunscreen saja sudah cukup untuk memperlambat penuaan kulit, mencegah flek, keriput, dan tekstur kulit kasar akibat paparan UV.
Skincare memberikan efek “polish” pada fitur yang sudah diperkuat oleh hormon dan nutrisi. Wajah yang terawat, bersih, dan bercahaya menciptakan kesan kematangan dan profesionalitas, sesuatu yang sulit didapat dengan penampilan remaja yang masih labil secara hormon.
Jika ketiga faktor ini bertemu—kestabilan hormon, nutrisi berkualitas, dan perawatan kulit—muncul transformasi signifikan yang membuat banyak pria terlihat jauh lebih menarik di usia 25–30 tahun.
Mereka tidak hanya lebih ganteng secara estetika, tetapi juga memancarkan kepercayaan diri dan ketenangan psikologis. Pada level evolusioner, kematangan emosional dan finansial adalah sinyal daya tarik tambahan yang memperkuat nilai visual mereka.
Pada akhirnya, “glow up” pria di atas 25 tahun bukan keajaiban, melainkan hasil kombinasi sains dan gaya hidup. Waktu bekerja sama dengan hormon dan pilihan hidup yang lebih teratur, menciptakan paket lengkap yang makin sulit untuk diabaikan.
Dunia memang lucu: kadang yang kita kira telat berkembang, justru menang di babak final dibanding mereka yang terlalu cepat mekar.