Header Ads Widget



Topik yang selalu memecah dua kubu: tim ketiak licin mulus kayak landasan pacu, dan tim ketiak natural yang bangga dengan apa adanya. 

Tapi terlepas dari preferensi, banyak yang bertanya dalam hati: aman nggak sih mencukur bulu ketiak sampai habis? Ada dampak kesehatannya atau cuma isu lewat?

Secara biologis, bulu ketiak bukan sekadar dekorasi alam yang random. Ada fungsinya. 

Rambut di area ketiak membantu mengurangi gesekan antara kulit dengan kulit atau kulit dengan pakaian. 

Selain itu, rambut juga berperan sebagai penjaga kelembapan, tempat menyebarnya feromon (zat kimia bau tubuh yang berperan dalam daya tarik biologis—tenang, ini fakta, bukan bumbu romansa murahan).

Ketika rambut ketiak dicukur sampai licin, muncul beberapa risiko kesehatan. Yang paling umum adalah iritasi. 

Pisau cukur bisa bikin kulit mikro-luka, alias luka super tipis yang nggak kelihatan. 

Luka kecil ini bisa jadi pintu masuk bakteri. Karena ketiak lembap dan hangat, bakteri bebas pesta pora di sana dan bisa menyebabkan infeksi folikel rambut yang disebut folikulitis. 

Gejalanya? Kemerahan, gatal, dan kadang ada benjolan mirip jerawat kecil yang sakit kalau disentuh. Nggak asyik.

Selain itu, mencukur habis sering meninggalkan sensasi perih dan burning sensation, apalagi kalau pakai pisau tumpul, mencukur berlawanan arah tumbuh rambut, atau langsung pakai deodorant setelah mencukur. Ouch. 

Deodorant yang mengandung alkohol bisa bikin area ketiak seperti terbakar di neraka kecil versi lokal.

Risiko lain adalah ingrown hair—rambut yang tumbuh ke dalam kulit, bukan keluar. Biasanya muncul sebagai benjolan kecil yang gatal atau nyeri. Rasanya menyebalkan dan bisa makin parah kalau digaruk.

Lalu, gimana soal bau badan? Banyak yang mengira mencukur bikin bau makin parah atau makin wangi. Sebenarnya bau bukan berasal dari rambut, tetapi dari bakteri yang memecah keringat. 

Rambut ketiak hanya memperluas permukaan bakteri menempel, jadi mencukur memang bisa mengurangi intensitas bau, tapi bukan solusi absolut. Faktor terpenting tetap kebersihan dan jenis deodorant yang dipakai.

Kesimpulannya: mencukur habis tidak berbahaya selama dilakukan dengan benar. Risiko muncul kalau caranya asal-asalan. 

Pakai pisau cukur bersih, gunakan gel atau foam shaving, cukur searah tumbuh rambut, dan beri jeda sebelum pakai deodorant. 

Kalau kulitmu sensitif atau sering iritasi, mungkin trimming (dipendekkan saja, tidak dicukur licin) adalah opsi yang lebih ramah.

Ketiak mulus atau berbulu tetap pilihan personal. Yang penting sehat, bersih, dan tidak menipu diri sendiri demi pencitraan. Ketiakmu, aturanmu.

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety